Pramuka merupakan singkatan dari praja muda karana, yang
memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. Gerakan Pramuka Indonesia
adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia.
Sedangkan pengertian Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat
dan bangsa Indonesia. Pendidikan kepanduan merupakan proses pendidikan
di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk
kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang
dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi
pekerti luhur.
Sejarah Singkat Pramuka Indonesia
Sejarah pramuka di Indonesia tidak terlepas dari Gagasan Baden PowelI
yang merupakan Bapak Pandu sedunia. Lord Robert Baden-Powell Of Gilwell
menuliskan pengalaman dalam pembinaan remaja di negara lnggris, yang
kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepanduan (kepramukaan).
Ide cemerlang Baden-Powell yang ditulis dalam buku
Scouting for Boys menyebar ke berbagai negara, termasuk ke Netherland (Belanda) dengan nama "
Padvinder".
Oleh orang Belanda, gagasan itu dibawa ke Hindia Belanda (Indonesia)
yang merupakan wilayah jajahannya. Lalu didirikanlah organisasi dengan
nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging atau Persatuan
Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Melihat dan memperhatikan gerakan kepanduan tersebut, maka tokoh-tokoh
gerakan nasional berniat mendirikan Padvinders (Pandu) untuk anak bangsa
dan kemudian muncullah Padvinders Indonesia seperti JPO (javaanse
Padvinders Orgcmizatie), JJP (jong java Padvindery), NATIPIJ (Nationale
Islamftsche Padvinderzj), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), dan
Padvinders Muhammadiyah yang kemudian menjadi nama Hizbul Wathan atau
HW.
Sejarah
telah mencatat bahwa gerakan pramuka (kepanduaan) turut berperan aktif
dalam kongres pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang mencetuskan
sumpah pemuda sehingga kepanduan Indonesia semakin berkembang. K.H. Agus
Salim mencetuskan ide untuk mengganti Padvenders dengan nama Pandu atau
kepanduan setelah adanya larangan Pemerintah Hindia Belanda menggunakan
istilah Padvindery.
Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada
tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), dan
PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa
Indonesia]. Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu
Indonesia) yang kemudian berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat
Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Saat pada masa penjajahan Jepang, pergerakan Kepanduan sempat dilarang
karena para pandu ikut terjun dan saling bahu-membahu untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Namun, idealisme dan semangat
tetap menjiwai para pandu.
Setelah kemerdekaan Indonesia, terbentuklah Pandu Rakyat Indonesia di
Solo pada tanggal 28 Desember1945 yang merupakan satu-satunya organisasi
kepanduan Indonesia dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran,
dan Kebudayaan Nomor 93/Bhg.A, tanggal 1 Februari 1947.
Pada awal tahun 1950, banyak bermunculan organisasi-organisasi kepanduan
sehingga Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, mengganti
keputusan Nomor 93/Bhg.A, Tanggal 1 Februari 1947 dengan Keputusan Nomor
23441/ Kab, Tanggal 6 September 1951. Hal ini memungkinkan organisasi
kepanduan lain selain Pandu Rakyat Indonesia.
Pada tanggal 16 September 1951, terbentuklah IPINDO (Ikatan Pandu
Indonesia) yang diterima menjadi anggota Internasional Conference
(Organisasi Kepanduan Sedunia) mewakili Indonesia masuk dalam Far East
Regional Scout Officer pada tahun 1953.
Pada tahun 1954, terbentuklah organisasi POPPINDO (Persaudaraan
Organisasi Pandu Puteri Indonesia) dan PKPI (Kepanduan Putri Indonesia)
yang melebur menjadi PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).
Nama Gerakan Pramuka Indonesia
Dalam kurun waktu 1950-1960 banyak organisasi kepanduan tumbuh di
Indonesia. 100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam tiga federasi
organisasi, yaitu IPINDO, POPPINDO dan PKPI. Oleh sebab itu, Presiden
Soekarno memberikan amanat pemimpin pandu di Istana Merdeka pada tanggal
9 Maret 1961. Presiden Soekarno menyatakan pembubaran semua organisasi
kepanduan di Indonesia dan kemudian meleburnya menjadi organisasi baru
yang bernama Gerakan Pramuka dengan lambang tunas kelapa.
Dengan bantuan Perdana Menteri Ir. Iuanda, maka perjuangan menghasilkan
Keppres No. 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20
Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs. Presiden RI Ir. Juanda karena Presiden
Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.
Akhirnya Gerakan Pramuka diperkenalkan secara resmi kepada khalayak pada
tanggal 14 Agustus 1961 bersamaan dengan Presiden Republik Indonesia
menganugerahkan panji-panji sebagai penghargaan keikutsertaan para pandu
dalam berjuang mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Sejak itulah,
pada tanggal 14 Agustus 1961 ditetapkan sebagai Hari Pramuka.
Berdasarkan Surat Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun
1988 di Dili, Timor-Timor nomor 10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka, Sri
Sultan Hamengku Buwono IX Raja Kesultanan Yogyakarta (Gubernur
Yogyakarta) dan juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara
1973—1978 dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Gerakan Pramuka
adalah Bapak Pramuka Indonesia.
Sumber :
https://www.kanalinfo.web.id